20 Tahun Perjalanan Yahoo Messenger Sebelum 'Tewas'

Jakarta - Tak lama lagi atau tepatnya pada tanggal 17 Juli Yahoo Messenger akan segera tutup. Sedikit bernostalgia, pesan instan yang sempat mengalami masa emasnya ini sudah menemani pengguna internet selama 21 tahun.

Yahoo Messenger pertama kali diperkenalkan sebagai Yahoo Pager pada 9 Maret 1998. Pada saat itu, layanan instant messaging masih merupakan alternatif dari email dan sms.

Salah satu platform yang bisa dibilang pionir dalam memberikan layanan berbagi pesan instan ini sukses memperkenalkan konsep Over the Top (OTT). Istilah tersebut merujuk pada sebuah layanan berbagi pesan yang tidak terikat dengan provider tertentu.

Selain itu, Yahoo Messenger, atau kerap disingkat menjadi YM, juga platform instant messaging besar pertama yang memperkenalkan fitur buzzing, seperti PING!! pada BlackBerry Messenger (BBM), dan status musik yang sedang didengarkan penggunannya. Tak lama kemudian, YM pun juga mengadopsi fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengubah avatarnya.

Meski sempat sangat populer di eranya, YM harus bernasib sama dengan layanan berbagi pesan generasi awal lainnya. Padahal, platform ini diklaim sudah digunakan oleh ratusan juta orang dalam 20 tahun terakhir perjalanannya, sebagaimana detikINET kutip dari TechCrunch, Sabtu (9/6/2018).

Sayang seribu sayang, beberapa saingannya memiliki fitur lebih beragam dan fungsional, terlebih untuk perangkat mobile, seperti Facebook misalnya. Selain itu, kehadiran aplikasi berbagi pesan instan yang memang berawal dari perangkat mobile, seperti WhatsApp dan Line, juga semakin menekan posisi YM.

Ironisnya, dua pendiri WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum, merupakan mantan karyawan Yahoo. Acton bergabung pada 1996 sekaligus menjadi karyawan ke-44 Yahoo, sedangkanKoum menyusul dua tahun setelahnya. Mereka berdua keluar pada September 2007, dan setelahnya mendirikan WhatsApp pada awal 2009.

Keluarnya kedua pendiri WhatsApp secara tidak langsung tanpa disadari seakan menjadi awal mimpi buruk dari YM. Beberapa tahun pasca Jan Koum dan Brian Acton hengkang, tepatnya pada 2014, YM malah menghapus sejumlah fitur seperti voice call dan video call, serta games.

Meski begitu, pada 2016, YM melakukan peremajaan dengan menghapus versi Windows, Mac, Linux, dan Solaris pada Maret. Selang beberapa bulan, tepatnya pada Agustus, Yahoo merilis versi terbaru YM untuk perangkat desktop. Selain itu, pada April, Yahoo juga mengumumkan bahwa YM akan mendukung enam bahasa di luar Bahasa Inggris, yaitu India, China, Perancis, Jerman, Spanyol, dan Indonesia.

Sayangnya, dengan beragam fitur yang dimilikinya kini seperti file sharing dengan batas 2 GB per file, likes, unsend, GIF, percakapan grup, hingga kemudahan untuk melakukan chat via email, nyatanya YM masih belum bisa bersaing dengan penyedia layanan berbagi pesan instan lainnya. Berdasarkan data dari App Annie, aplikasi YM hanya menempati posisi 160 pada iOS dan 117 untuk Android dalam kategori jejaring sosial.

"Ketika saat ini banyak raksasa penyedia layanan berbagi pesan di luar sana, maka fase berikutnya dari perubahan cara berbagi pesan sudah sangat dekar. Hal ini yang menjadi fokus bagi teknisi, manajer produk, dan desainer kami," ujar Michael Albers, Vice President of Communication Products Oath, perusahaan yang menjadi induk Yahoo.

Kini, Yahoo resmi mengumumkan melalui laman YM bahwa platform tersebut akan ditutup pada 17 Juli. Walau saat ini belum ada produk pengganti YM, namun Yahoo menawarkan eksperimennya dalam wujud Squirrel, aplikasi group messaging yang sudah mulai diuji coba pada bulan lalu. Saat ini, statusnya masih beta.

Menarik untuk ditunggu apakah Squirrel akan mampu mengangkat nama Yahoo agar dapat kembali ke jajaran tertinggi perusahaan teknologi. Atau, justru hanya meneruskan kegagalan dari para pendahulunya.


Sumber

Comments

Popular posts from this blog

Curang, Peforma iPhone 6S Sengaja Dilambatkan? Apple Malah Suruh Pengguna Ganti Baterai

Telegram Perkenalkan Passport, Apa Itu?